Berita
26 Mar 2024 10:07:23
Admin
A. Latar Belakang
Permasalahn dalam bidang Pendidikan, semakin lama semakin kompleks dan sarat akan tantangan. Sekolah merupakan suatu lembaga yang memiliki fungsi untuk membantu perkembangan siswa serta memecahkan berbagai masalah yang di hadapi siswa di sekolah. Hal ini sesuai dengan fungsi dan tujuan Pendidikan Nasional dalam Pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang system pendidikan, yang menyatakan bahwa :
Pendidikan Nasionla berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Pendidikan untuk anak-anak dengan kebutuhan khusus membutuhkan suatu pola layanan tersendiri, khususnya bagi anak-anak dengan hendaya perkembangan (children with developmental impairment). Hendaya perkembangan mengacu pada suatu kondisi tertentu dengan adanya hendaya intelegensi dan fungsi adaptif, menunjukkan beragai masalah dengan kasus-kasus berbeda lebih yang disebabkan oleh adanya keabnormalan genetic. Hendaya perkembangan lebih popular dengan sebutan tunagrahita (delphie, 2007 : 3)
Istilah Tuna grahita berasal dari bahasa sangsekerta “Tuna” yang artinya rugi, kurang dan “grahita” yang berarti berfikir. Tuna grahita merupakan anak yang secara nyata mengalami hambatan dan keterbelakangan perkembangan mental di bawah rata-rata sedemikian rupa sehingga mengalami kesulitan dalam tugas-tugas akademik, komunikasi maupun social, dank arena itu anak ini memerlukan pendidikan khusus. Tunagrahita adalag hambatan fungsi intelektual umum di bawah rata-rata disertai ketidakmampuan beradaptasi pada tuntutan lingkungan yang muncul selama pertumbuhan. Anak tunagrahita berdasarkan hasil pengukuran intelegensi memiliki IQ kurang dari 70 dan tidak memiliki ketrampilan social atau menunjukkan perilaku yang tidak sesuai dengan usia anak.
Dengan adanya keterbatasan dalam berfikir, sebagian besar anak tunagrahita mengalami kesulitan belajar dalam matematika (kemampuan berhitung). Kesulitan belajar matematika seringkali dirasakan dalam kaitannya dengan proses belajar mengajar untuk anak tunagrahita adalah dalam menangkap materi pelajaran, konsentrasi, kemampuan berfikir abstrak yang terbatas, daya ingat yang lemah dan sosilisasi terhadap lingkungan yang terganggu. Dalam kehidupan sehari-hari matematika memiliki peran yang sangat penting terutama dalam perkembangan intelektual, perkembangan interaksi social dan dalam kehidupan jual beli di lingkungan masyarakat.
Berdasarkan uraian diatas, pembelajaran untuk anak tunagrahita khusunya matematika, perlu adanya usaha dari guru untuk melakukan berbagai aktivitas dan inovasi dalam menggunakan media dan model model pembelajaran.
Dalam pembelajaran matematika, banyak sekali media dan model pembelajaran yang bisa digunakan, mengingat cakupan dari pembahasan matematika itu sendiri sangat luas. Namun dalam menggunakan media atau model belajar ini tidak bisa digunakan begitu saja, tanpa melihat keadaan anak dan kedalaman materi itu sendiri.
Salah satu model pembelajaran yang dapat dikembangkan untuk menunjang kemampuan matematika siswa tunagrahita adalah, modifikasi permainan bola bowling. Permainan ini telah di modifikasi sedemikian rupa sehingga dapat menciptakan suasana pembelajaran yang lebih bermakna dan menyenangkan.
Unsur permainan bola bowling ini, selain mengutamakan konsentrasi siswa juga menantang, sangat mengasyikkan dan tidak membosankan. Dengan botol dalam permainan bowling yang berwarna warni mampu menarik minat serta mampu merespon anak tunagrahita kelas IV untuk dapat mengikuti pelajaran matematika menjumlahkan bilangan 1 sampai 10 dengan baik. Dengan demikian anak akan merasa senang untuk belajar sambil bermain-main,anak dapat mengenal, menyebutkan, menjumlahkan, bilangan dan dapat menunjuk bilangan 1 sampai 10.
Keistimewaan permainan ini adalah dapat menarik minat belajar anak serta anak cenderung tidak mudah bosan dalam menerima materi pelajaran. Permainan ini dapat memicu anak lebih aktif serta meningkatkan daya konsentrasi anak. Bermain dapat membangun perilaku positif individu membangun kemampuan dan ketrampilan social serta meningkatkan kemampuan berkomunikasi secara verbal dengan orang lain.
Berdasarkan alasan diatas perlu dilakukan penelitian tentang “Peingkatan Kemampuan Matemtika Melalui Modifikasi Permainan Bola Bowling Pada Anak Tunagrahita Kelas IV di SDLB Pelita Bangsa”.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut:
1. Bagimana PENERAPAN MODIFIKASI PERMAINAN BOLA BOWLING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG SISWA TUNA GRAHITA KELAS IV SDLB PELITA BANGSA KESAMBEN TAHUN PELAJARAN 2019-2020?
2. Apakah MODIFIKASI PERMAINAN BOLA BOWLING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG SISWA TUNAGRAHITA KELAS IV SDLB PELITA BANGSA KESAMBEN TAHUN PELAJARAN 2019-2020?
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, yaitu melakukan percobaan – percobaan dengan menggunakan model pembelajaran terpadu di kelas. Dilakukan adapun langkah-langkah sebagai berikut :
1. Penyiapan dengan menyusun rencana materi sesuai dengan keadaan siswa
2. Melaksanakan kegiatan.
3. Mengumpulkan dan menganalisis data.
C. Batasan Masalah
Pembatasan suatu masalah digunakan untuk menghindari adanya penyimpangan maupun pelebaran pokok masalah agar penelitian tersebut lebih terarah dan memudahkan dalam pembahasan sehingga tujuan penelitian akan tercapai. Beberapa batasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Luas lingkup materi kemampuan berhitung hanya meliputi penjumlahan 1 – 10
2. Subjek penelitian adalah siswa tunagrahita ringan kelas IV
Tujuan merupakan arah suatu rangkaian kegiatan oleh karena itu harus ditetapkan terlebih dahulu, dengan maksud supaya kegiatan ini tercapai dalam hasil yang diharapkan serta terlaksana dengan baik dan teratur. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui proses pembelajaran dengan menggunakan model modifikasi permainan bola bowling yang dilaksanakan oleh guru untuk meningkatkan pemahaman konsep
2. Untuk mengetahui adanya peningkatan pemahaman konsep dilihat dari kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal matematika dengan baik
1. Manfaat Teoritis
Secara umum hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada pembelajaran matematika utamanya dalam meningkatkan pemahaman konsep belajar matematika siswa. Secara khusus penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi pada strategi pembelajaran matematika.
2. Manfaat Secara Praktis
a. Bagi siswa
Proses pembelajaran ini dapat meningkatkan kemampuan menganalisis masalah dalam menyelesaikan soal- soal matematika dengan baik.
b. Bagi guru
Memberikan masukan kepada guru, bahwa model pembelajaran melalui model Pembelajaran dengan modifikasi permainan dapat digunakan untuk menyelenggarakan pembelajaran yang lebih menarik dan kreatif.
13 Juli 2023
Admin
21 Agustus 2023
Admin
Managed By ABK Istimewa
@2022 - 2024